Selasa, 02 Oktober 2018

Pantun Untukmu


Beribu-ribu para pelukis,
hanya satu memakan roti. 
Beribu-ribu cewek yang manis,
hanya engkau di dalam hati. 
Syair puisi pantun dan madah,
pujangga ciptakan sepenuh rasa.
Engkau tetap yang terindah,
dalam hidupku sepanjang masa.
Surya terbit datanglah pagi,
terbit dari Tanjung Meranti. 
Hanya untukmu cinta ini,
tetap untukmu hingga nanti. 
Bunga wangi bernama selasih,
tumbuh liar di pinggir kali.
Saat dirimu curahkan kasih,
hidup hampa gairah kembali.
Pinggir sungai banyak nipah,
sayang airnya terasa sepah. 
Kasih sayang semakin berlimpah,
jadikan hidupku semakin indah. 
Anak kecil jadi pemayang,
malam hari menonton wayang.
Ketahuilah wahai sayang,
cinta ini penuh kasih sayang.
Pita merah panjang sekilan,
jatuh satu ke dalam rantang. 
Cintaku bagaikan rembulan,
dipagari bintang-bintang. 
Dari jauh para tamu,
datang untuk mencari ikan.
Izinkan aku mencintaimu,
cinta sepanjang putaran zaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Generasi Z

BUKAN hal baru bila para konservatif memandang sebelah mata, bahkan was-was terhadap sebuah media baru yang muncul. Bukan hal baru pula jika...